STAIN Takengon Bertransformasi menjadi IAIN
By Abdi Satria
nusakini.com-Jakarta-Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Gajah Putih Takengon mengawali babak baru. Perguruan Tinggi yang berlokasi di dataran tinggi Gayo ini resmi bertransformasi menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Hal itu ditandai dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 41 tahun 2020 tentang Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon. Salinan Prepres tersebut telah diserahkan Kepala Biro Ortala Afrizal Zen kepada Bupati Aceh Tengah Sabela Abubakar di Kantor Kementerian Agama, Kamis (12/03).
Hadir menyaksikan, Ketua STAIN Gajah Putih Takengon Zulkarnain, sejumlah dewan penyantun, dan Tim Alih Status STAIN menjadi IAIN.
"Terbitnya Perpres ini merupakan proses dan buah kerja keras tim, termasuk dukungan Bapak Bupati," terang Afrizal.
"Ini patut kita syukuri. Tahap berikutnya adalah menyusun organisasi dan tata kerja (ortaker) IAIN Gajah Putih," lanjutnya.
Ketua STAIN Takengon Zulkarnain menyampaikan terimakasih kepada tim Ortala Kementeraian Agama yang telah bersinergi dalam proses alih status atau transformasi. Apresiasi juga disampaikan Zulkarnain atas dukungan Bupati dan masyarakat Aceh Tengah.
"Kami telah menyiapkan dokumen analisis jabatan atau anjab dan analisis beban kerja atau ABK yang akan menjadi dasar penyusunan Ortaker. Kami akan segera berproses dan semoga tidak terlalu lama bisa diselesaikan," ujar Zulkarnain.
"Kami rencananya akan mengusulkan lima fakultas, yaitu: Fakultas Tarbiyah, Syari'ah, Ekonomi dan Bisnis Islam, Dakwah dan Pengembangan Masyarakat, serta Fakultas Ushuluddin dan Psikologi Islam," lanjutnya.
Zulkarnain berharap alih status ini dapat diresmikan oleh Menag Fachrul Razi. Karenanya, dalam waktu dekat Bupati beserta pihak kampus akan menyampaikan undangan agar agendanya bisa disesuaikan dengan jadwal Menag.
Bupati Aceh Tengah Sabela Abubakar mengaku bangga dan terharu dengan alih status STAIN Takengon. Dia bersyukur, Aceh Tengah di bawah kepemimpinannya telah nenghadirkan kampus IAIN.
"Terima kasih kepada Bapak Zulkarnain yang tak kenal lelah mengawal proses ini. Transformasi ini tentu menjadi kebangaan kami masyarakat Gayo khususnya, serta masyarakat Aceh dan Indonesia pada umumnya," tuturnya.
"Pemerintah Daerah akan mendukung kemajuan IAIN ini sepenuhnya," sambungnya.
Dikatakan Sabela, Pemda Aceh Tengah sudah menyiapkan lahan untuk memperluas lokasi pengembangan kampus. Lahan tersebut berada di dekat areal pengembangan kampus. Namun, di dekat lokasi tersebut saat ini masih ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA). "Dalam waktu dekat, kami akan pindahkan TPA ke tempat lain. Lokasi itu kami hibahkan untuk IAIN Takengon, supaya dapat ditata untuk lokasi kampus, menjadi taman atau yang lainnya," tegasnya.
Alih status STAIN menjadi IAIN Takengon berproses sejak 2016. Sejak itu, pemenuhan persyaratan dilakukan secara bertahap hingga dinyatakan lengkap pada Juni 2018.
Dalam perjalanannya, STAIN Gajah Putih Takengon juga akan segera diperkuat dosen berkualifikasi doktor.
Tahun ini, ada 18 dosen yang segera menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Doktor. Sebanyak 10 dosen kuliah doktoral untuk program studi Pendidikan Islam dan dua dosen pada program studi Ekonomi Syari'ah. Semuanya sudah selesai proses sidang tertutup. Enam dosen lainnya juga harus menyelesaikan S3-nya dan kembali bertugas tahun ini.
Selain 18 dosen yang akan menyelesaikan kuliahnya dan kembali bertugas tahun ini, ada 18 dosen lainnya yang masih menjalani program doktoral pada sejumlah universitas, dalam dan luar negeri. Jadi total ada 36 dosen STAIN Takengon yang sedang kuliah program doktoral.
STAIN Takengon juga sudah membuka Program Pascasarjana dalam tiga tahun terakhir. Total sudah ada 18 Magister Pendidikan Agama Islam lulusan Pascasarja STAIN Takengon.(p/ab)